Selasa, 03 Desember 2019

Pendekatan Kepemimpinan


Pengertian
Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang di butuhkan. Dengan kata lain kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara antusias
Syarat dan sifat pemimpin
Pemimpin harus mempunyai sifat ideal antara lain :
      Mental dan fisik yang energik
      Emosi yang stabil
      Pengetahuan yang baik
      Motivasi personal yang baik
      Cakap berkomunikasi
      Cakap untuk mengajar, mendidik, dan mengembangkan bawahan
      Ahli dalam bidang sosial
      Berpengetahuan yang luas dalam hal seknikal dan manajerial
Pendekatan kepemimpinan
Pendekatan teori perilaku melalui gaya kepemimpinan dalam realisasi fungsi-fungsi kepemimpinan, merupakan strategi kepemimpinan yang memiliki 2 orientasi yang terdiri dari orientasi tugas dan orientasi bawahan.
Kesimpulan
Pendekatan kepemimpinan adalah perilaku pemimpin dalam memimpin organisasai yang menggunakan gaya kepemimpinan yang fokusnya tidak pada sifat-sifat tetapi berfokus pada interaksi pada orang-orang disekitarnya yang disebut juga bawahannya akan tetapi tidak mengabaikan perihal tugas dan kerjaan.
Dari apa yang telah diuraikan tentang pendekatan atau teori model-model kepemimpinan, membuat kita semakin jelas bahwa dari berbagai pendekatan- pendekatan muncul berbagai macam gaya yang dihasilkan dari berbagai observasi yang dilakukan. Hal ini membuat kita mudah untuk mengklasifikasikan berbagai tipe kepemimpinan dengan berbagai perilaku pemimpin yang terjadi di lapangan. Teori kepemimpinan memang akan selalu mengalami perkembangan dan perubahan agar sesuai dengan zamannya. Untuk menghadapi itu semua tentu sebagai seorang pemimpin harus mampu menempatkan dirinya sesuai dengan porsinya, terus mengembangkan diri.

Pendidikan sebagai disiplin ilmu

2.1  Definisi Ilmu Pendidikan
Menurut S. Brojonegoro ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari soal-soal yang timbul dalam praktek pendidikan. Sedangkan Menurut Carter V. Good ilmu Pendidikan merupakan suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek-aspek kuantitatif, objektif dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotesis-hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali dalam eksperimental.
Menurut Imam Barnadib, ilmu yang membicarkan masalah-masalah umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis. pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis tentang realitas yang disebut pendidikan.
Dengan demikian pengertian ilmu pendidikan adalah suatu kumpulan ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan memiliki metode-metode tertentu yang ilmiah untuk menyelidiki, merenungkan tentang gejala-gejala perbuatan bantuan atau didikan yang diberikan oleh orang “dewasa” kepada orang yang “belum dewasa” untuk mencapai kedewasaannya dalam rangka mempersiapkan dirinya untuk kehidupan yang bermakna bagi dirinya, masyarakat dan Pencipta-Nya.
Ilmu pendidikan membahas tentang proses penyesuaian diri secara timbal balik antara manusia dengan manusia dan alam sebagai pengembangan dan penyempurnaan secara teratur dari semua potensi moral, intelektual, dan jasmaniah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan oleh si pendidik terhadap si terdidik dalam hal perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama di masa yang akan datang.
Ilmu Pendidikan merupakan sebuah sistem pengetahuan tentang pendidikan yang diperoleh melalui riset  yang disajikan dalam bentuk konsep-konsep pendidikan. Konsep-konsep pendidikan tersebut tidak lain merupakan berdasarkan pengalaman yang ditata secara sistematis menjadi suatu kesatuan yaitu disebut skema konseptual. Dengan demikian isi Ilmu Pendidikan, terbentuk dari unsur-unsur yang berupa konsep-konsep tentang variabel-variabel pendidikan, dan bagian-bagian yang berupa skema-skema konseptual tentang komponen-komponen pendidikan.

2.2  Landasan – Landasan Ilmu Pendidikan
Landasan Disiplin Ilmu Pendidikan berikan pemikiran-pemikiran mendasar tentang struktur disiplin ilmu pendidikan. Landasan-landasan disiplin ilmu pendidikan meliputi: filosofis, ideologis, sosiologis, antropologis, kemanusiaan, politis, psikologis, dan religius.
A.  Landasan Filosofis
Aspek ontologis adalah Memberikan gagasan pemikiran mendasar yang digunakan untuk menentukan apa obyek kajian atau domain apa saja yang menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan disiplin ilmu Pendidikan.
Aspek epistemologis adalah bagaimana cara, proses, atau metode membangun dan mengembangkan disiplin ilmu hingga menentukan pengetahuan manakah yang dianggap benar, sah, valid, atau tepercaya.
Aspek aksiologis adalah apa tujuan ilmu pendidikan ini dibangun dan dikembangkan serta digunakan atau apakah manfaat dari disiplin ilmu pendidikan. Keberadaan landasan-landasan ini telah dan akan memperkokoh struktur disiplin ilmu untuk eksis dan berkembang luas lagi.
B.  Landasan Ideologis
Dimaksudkan sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan dan menjawab pertanyaan: (1) bagaimana keterkaitan antara Das sollen pendidikan, dan (2) bagaimana keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan ilmu pendidikan. Menurut O’Neil (2001), ideologi sebagai landasan ini telah dan akan memberikan sistem gagasan yang bersifat ideologis terhadap ilmu pendidikan yang tidak cukup diatasi hanya oleh filsafat yang bersifat umum.
C.  Landasan Sosiologis
Memberikan sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-prinsip disiplin ilmu pendidikan. Landasan ini akan dan telah memberikan dasar-dasar sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. (Dewey, 1964 Kuhn, 2001).
D.  Landasan Antropologis
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur disiplin ilmu pendidikan sehingga relevan dengan pola, sistem dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola, sistem dan struktur perilaku manusia yang kompleks. Landasan ini telah dan akan memberikan dasar-dasar sosial kultural masyarakat terhadap struktur disiplin ilmu pendidikan dalam proses perubahan sosial yang konstruktif. (Pai, 1990)
E.   Landasan Kemanusiaan
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses pendidikan. Landasan ini sangat penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah proses memanusiakan manusia.
F.   Landasan Politis
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari disiplin ilmu pendidikan. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga pendidikan tidak mungkin steril dari campur tangan untuk birokrasi. (Foster, 1985, Freire, 2000).
G.  Landasan Psikologis
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk menentukan cara-cara disiplin ilmu pendidikan membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya baik dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-entitas psikologisnya. Hal ini sejalan dengan hakikat dari struktur yang dapat dipelajari, dialami, diversifikasi, diklasifikasi oleh anggota komunitas disiplin ilmu berdasarkan kapasitas psikologis dan pengalamannya.
H.  Landasan Religius
Memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (ruh) yang melandasi keseluruhan bangunan disiplin ilmu pendidikan, khususnya pendidikan di Indonesia. Landasan ini telah berlaku sejak zaman Plato hingga Kant yang kemudian diakomodasi oleh Brameld (1956) melalui karya-karyanya khususnya dalam filsafat rekonstruksionisme. Landasan religius ini telah dan akan menolak segala sesuatu yang relatif (paham relativis), irasional, dan paham yang mengagungkan rasional semata yang tidak menempatkan agama sebagai landasan berpikir (intraceptive knowledge) atau kelompok manusia yang merasa menjadi pemenang dalam mengembangkan peradaban manusia, intellectus quaerens fidem (Somantri, 2001).
2.3  Paradigma Keilmuan
Ada empat jenis paradigma menurut gagasan Kuhn (1962) yang tidak mudah diidentifikasi dalam disiplin ilmu Pendidikan.
A.      Paradigma simbolik atau generalisasi simbolik, yakni generalisasi-generalisasi yang menyimbolkan atau melambangkan sebuah bentuk pendekatan, pemecahan, dan penjelasan atas realialitas atau teki-teki yang dihadapi dalam suatu pola yang bersifat logis dan matematis. Dalam teori pendidikan, misalnya dikenal generalisasi simbolik belajar merupakan proses stimulus dan respon (S-R).
B.       Paradigma metafisis, yakni kepercayaan atau keyakinan kepada model tertentu yang memungkinkan para ilmuwan membuat dan menggunakan bentuk analogi-analogi atau metafora tentang realitas yang penuh dengan teki-teki. Fungsi paradigma ini sama seperti paradigma simbolik ialah sebagai bentuk pendekatan, pemecahan, dan penjelasan atas realitas atau teka-teki yang dihadapi. Bedanya paradigma ini lebih berdasarkan pada kepercayaan dan keyakinan tertentu.
C.       Paradigma sebagai nilai, yakni paradigma yang didasarkan pada nilai-nilai bersama yang disepakati secara luas oleh seluruh atau berbagai komunitas disiplin ilmu sebagai kriteria esensial, mendalam dan mendasar.
D.      Paradigma sebagai eksemplar, yakni berupa contoh-contoh bersama tentang “pemecahan masalah nyata” yang dilakukan oleh seorang ilmuwan, dan “pemecahan masalah teknis” yang ditentukan oleh para ilmuwan, misalnya berupa jurnal ilmiah.
Merujuk pada jenis paradigma dari gagasan Kuhn ini, nampaknya tidak mudah untuk menentukan jenis paradigma tersebut untuk disiplin ilmu pendidikan. Sehingga sejauh perkembangan  idisiplin ilmu pendidikan saat ini, belum ada klaim yang secara eksplisit menyatakan suatu paradigma sebagai konstelasi komitmen bersama di kalangan pakar disiplin ilmu pendidikan. Namun sebagai bentuk kerangka atau sudut pandang yang terbatas, di dalam disiplin ilmu pendidikan sebenarnya dikenal pula beberapa klasifikasi paradigma yang berbeda dengan jeis paradigma tersebut meliputi:
A.  Paradigma perilaku (behaviorsm), obyek kajian disiplin ilmu pendidikan adalah struktur perilaku lingkungan terkait dan mengondisikan struktur perilaku lingkungan terkait dan mengondisikan struktur perilaku siswa. Adapun pokok persoalan yang harus dikaji adalah hubungan fungsional antara struktur perilaku lingkungan dengan struktur perilaku siswa sesuai dengan konteksnya.
B.  Paradigma kemanusiaan (humanism), objek kajian disiplin ilmu pendidikan adalah struktur dunia perseptual atau struktur kebutuhan dan dorongan dasar alamiah manusia. Struktur dunia perseptual manusia terdiri atas persepsi, keyakinan, pikiran, perasaan, kebutuhan, konsep diri atau tujuan pribadi, sedangkan struktur kebutuhan atau dorongan dasar alamiah, antara lain berupa rasa ingin tahu (sense of curiosity), hasrat ingin membuktikan secara nyata (sense of interest), dorongan untuk menemukan (sense of discovery), dorongan berpetualang (sense of adventure), dan dorongan menghadapi tantangan (sense of challenge). Adapun persoalan pokok yang perlu dikaji menurut paradigma kemanusiaan adalah antarhubungan antara tindakan manusia dengan struktur dunia perseptual dan struktur kebutuhan dan dorongan dasar alamiah sesuai dengan konteks pendidikan (Huitt, 2001)
C.  Paradigma kognitif, objek kajian disiplin ilmu pendidikan adalah struktur kognitif atau skema kognitif (scheme atau schemata) yang terdapat di dalam setiap individu. Adapun persoalan pokok kajian adalah antarhubungan antara struktur kognitif dan pengembangan kemampuan intelektual individu sesuai dengan konteks pendidikan. Asumsi yang mendasari paradigma kognitif bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk berpikir (homo sapiens). Di dalam dirinya manusia memiliki jiwa intelektual (intelectual soul) yang mampu menentukan sesuatu yang benar dan membedakan antara yang baik dari yang buruk. 
D.  paradigma sosial kultural, objek kajian disiplin ilmu pendidikan adalah struktur sosial dalam kehidupan masyarakat. Yang dimaksud struktur sosial disini adalah perkembangan masyarkat, budaya masyarakat (seperti nilai, norma), institusi-institusi masyarakat termasuk institusi keluarga dan sekolah. Adapun persoalan pokoknya adalah antarhubungan antara struktur sosial dan perkembangan individu sesuai dengan konteks Pendidikan.

2.4  Persyaratan Pendidikan Sebagai Ilmu
Suatu kawasan studi dapat tampil sebagai disiplin ilmu, bila memenuhi syarat-syarat :
A.  Memiliki objek studi (formal dan material)
Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Objek formalnya adalah menelaah fenomena pendidikan dalam perspektif yang luas dan integrative.
B.  Memiliki sistematika
Sistematika ilmu pendidikan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu,
(1)     Pendidikan sebagai gejala manusiawi, dapat dianalisis yaitu adanya komponen pendidikan yang saling berinteraksi dalam suatu rangkaian keseluruhan untuk mencapai tujuan.Komponen pendidikan itu adalah :
(a)    tujuan pendidikan,
(b)   peserta didik,
(c)    pendidik,
(d)   isi pendidikan,
(e)    metode pendidikan,
(f)    alat pendidikan,
(g)   lingkungan pendidikan.
(2)     Pendidikan sebagai upaya sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia. Menurut Noeng Muhadjir sistematika ini bertolak dari fungsi pendidikan, yaitu : (a) menumbuhkan kreatifitas peserta didik, (b) menjaga lestarinya nilai insani dan nilai ilahi, (c) menyiapkan tenaga produktif.
(3)     Pendidikan sebagai gejala manusiawi. Menurut Mochtar Buchori ilmu pendidikan mempunyai 3 dimensi : (1) dimensi lingkungan pendidikan, (2) dimensi jenis-jenis persoalan pendidikan, (3) dimensi waktu dan ruang.
C. Memiliki metode
Memliki metode-metode dalam ilmu pendidikan :
1.    Metode normative, berkenaan dengan konsep manusiawi yang diidealkan yang ingin dicapai.
2.    Metode eksplanatori, berkenaan dengan pertanyaan kondisi, dan kekauatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil.
3.    Metode teknologis, berkenaan dengan bagaimana melakukannya dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan.
4.    Metode deskriptif, fenomenologis mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan dan lalu mengklasifikasikannya.
5.    Metode hermeneutis, untuk memahami kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dan kegiatan pendidikan.
6.    Metode analisis kritis, menganalisis secara kritis tentang istilah, pernyataan, konsep, dan teori yang ada dalam pendidikan.

Modul, buku ajar, handout, buku teks, job-sheet, dan buku referensi



      1.   a) Pengertian Modul
            Modul adalah satuan bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa (self instructional).                Modul ditulis untuk satu satuan kompetensi mata pelajaran atau satu paket bahan ajar                          (learning materials).

            b) Pengertian Buku Ajar
            Buku Ajar adalah jenis buku yang diperuntukkan bagi siswa yang digunakan dalam kegiatan                belajar mengajar yang memuat bahan ajar sesuai kurikulum yang berlaku. Buku ajar                            merupakan bekal pengetahuan dasar dan digunakan sebagai sarana belajar serta digunakan                  untuk menyertai kuliah maupun belajar mandiri (Kurniawan, 2014 dan Suroso, 2004).
c) Pengertian Handout
Handout atau HO adalah bahan ajar yang ditulis dalam beberapa
lembar kertas. HO berisi informasi dan materi pelajaran yang diberikan
kepada mahasiswa ketika mengikuti kegiatan perkuliahan teori. HO
dapat berisi uraian materi satu kompetensi dasar, diagram/chart atau
petunjuk/informasi belajar yang diperlukan selama proses
pembelajaran teori.
d) Pengertian Buku Teks
Buku teks adalah sarana belajar yang digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran. (Buckingham, 1958 :1523). Buku teks adalah rekaman pikiran rasional yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan intruksional (Hall_Quest, 1915). Buku teks adalah buku standar/buku setiap cabang khusus studi” dan dapat terdiri dari dua tipe yaitu buku pokok/utama dan suplemen/tambahan. (Lange, 1940). “Buku teks adalah buku yang dirancang buat penggunaan di kelas, dengan cermat disusun dan disiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang itu dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi”. (Bacon, 1935). “Buku teks adalah sarana belajar yang biasa digunakan di sekolah-sekolah dan di perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran” dalam pengertian modern dan yang umum dipahami. (Buckingham, 1958 : 1523). 
e) Pengertian JobSheet
Job sheet adalah bahan ajar yang ditulis lepas (tanpa dijilid) untuk
pembelajaran praktik di bengkel. Jobsheet hanya berisi satu kegiatan
praktikum. Koleksi Job sheet untuk kegiatan pembelajaran selama satu
semester dapat dijilid menjadi kumpulan job sheet. Kegiatan praktik
bengkel menggunakan banyak peralatan dan bahan yang beresiko,
oleh sebab itu dalam job sheet perlu ditambah petunjuk K3
(keselamatan dan kesehatan kerja). Langkah-langkah kegiatan
praktikum harus ditulis dengan jelas sehingga tidak menimbulkan
miskonsepsi yang akan berakibat pada kesalahan memilih,
menggunakan, merangkai alat/bahan dan akan berakibat fatal pada
kerusakan bahan/alat atau bahkan kecelakaan kerja.
f) Pengertian Buku Referensi 
Buku referensi adalah suatu tulisan ilmiah dalam bentuk buku yang substansi pembahasannya fokus pada satu bidang ilmu. Buku tersebut membahas topik yang cukup luas (satu bidang ilmu). Urutan materi dan struktur buku teks disusun berdasarkan logika bidang ilmu (content oriented).

2.      a)   Fungsi Modul
·         Bahan Ajar Mandiri
·         Pengganti Fungsi Pendidik
·         Sebagai alat evaluasi
·         Sebagai Bahan Rujukan
b)     Fungsi Buku Ajar
·      Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemontrasikan aplikasi dalam bahan pengajaran yang disajikan.
·      Menyajikan suatu sumber pokok masalah atau subject matter yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa, sebagai dasar bagi program-program kegiatan yang disarankan di mana keterampilan-keterampilan ekspresional diperoleh pada kondisi yang menyerupai kehidupan yang sebenarnya.
·      Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilan-keterampilan ekspresional.
·      Menyajikan (bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya) metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi siswa.
·      Menyajikan fiksasi awal yang perlu sekaligus juga sebagai penunjang bagi latihan dan tugas praktis.
·      Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.
c)      Fungsi Handout
·      Membantu peserta didik agar tidak perlu mencatat
·      Sebagai pendamping penjelasan pendidik
·      Sebagai bahan rujukan pesertadidik
·      Memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar
·      Pengingat pokok-pokok materi yang diajarkan
·      Memberi umpan balik
·      Menilai hasil belajar
d)     Fungsi Buku Teks
·      Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik
·      Sebagai bahan evaluasi
·      Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum
·      Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang akan digunakan pendidik
·      Sebagai sarana untuk peningkatan karir dan jabatan
e)      Fungsi Job-Sheet
·      Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik.
·      Sebagai bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang diberikan serta kompetensi keterampilannya.
·      Sebagai bahan ajar yang ringkas dan mengandung unsur melatih keterampilan siswa.
·      Memudahkan pelaksanaan pengajaran praktik. 
f)       Fungsi Buku Referensi
·      Memperkuat Argumentasi atau Teori
·      Menghindari Plagiarisme.
·      Menghargai Karya Orang Lain
·      Memberikan Informasi Kepada Pembaca

3.      a)   Kekhasan Modul
Kekhasan modul dapat terlihat dari anatominya bahwa modul terdiri atas 2-4 kegiatan belajar/pembelajaran. Tiap kegiatan belajar/pembelajaran mengandung uraian deskripsi materi, latihan/tugas, petunjuk jawaban latihan rangkuman, tes formatif. Pada akhir setiap modul terdapat umpan balik, kunci jawaban tes formatif, glosarium (opsional), dan daftar pustaka.
b)     Kekhasan Buku Ajar
Menurut Wibowo (2012:24) menyebutkan, materi naskah buku ajar dewasa ini dapat berisikan hasil penelitian laboratorium, gagasan konseptual berkaitan dengan kritik atau perbaikan, serta kajian dan aplikasi suatu teori yang bertalian dengan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh dosen.
c)      Kekhasan Handout
Sadjati mengungkapkan bahwa ciri khas dari handout ini ada tiga macam, yaitu:
§  Merupakan jenis bahan ajar cetak yang dapat memberikan informasi pada siswa.
§  Pada umumnya, handout berhubungan dengan materi yang diajarkan pendidik.
§  Pada umumnya handout terdidri atas catatan (baik lengkap maupun kerangkanya saja), tabel, diagram, peta, dan materi-materi tambahan lainnya.
d)     Kekhasan Buku Teks
§  Diterbitkan dan Memiliki ISBN
§  Memiliki Misi Utama
§  Mengacu pada Program Depdiknas
§  Memiliki Berbagai Macam Keuntungan
e)      Kekhasan JobSheet
Anwar (2010), menyatakan bahwa karakteristik modul pembelajaran sebagai berikut :
§  Self instructional, Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. 
§  Self contained, Seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang dipelajari terdapat didalam satu modul utuh.
§  Stand alone, Modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.
§  Adaptif, Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.
§  User friendly, Modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab dengan pemakainya.
§  Konsistensi, Konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak.
f)       Kekhasan Buku Referensi
Berikut karakteristik dan ciri buku referensi :
§  Menurut Sumber pembuatan buku : Buku referensi berasal dari Hasil Penelitian
§  Siapa yang menggunakan buku : Buku referensi digunakan oleh Dosen untuk mengajar dan meneliti
§  Khas content atau isi buku : Sesuai alur logika atau urutan keilmuanada peta keilmuanada contoh studi case serta ilustrasinya.
§  Bentuk gaya penyajian : Formal, mengatakan
§  Penerbitan atau publikasi : Diterbitkan dan memiliki ISBN (International Standart Books Number)
§  Isi / Subtansi Pembahasan : Hanya membahas satu bidang Ilmu saja
§  Untuk proses pembelajaran : Terbimbing
§  Ruang lingkup pengguna : Penelitian dan pengajaran
§  Citation atau sitasi : Buku referensi ini dapat dijadikan referensi, dapat dibuat citasi, dan dapat ditulis dalam daftar referensi ilmiah
§  Penulisan sesuai dengan kaidah atau format penulisan ilmiah
§  Tebal buku paling sedikit 40 lembar dan berukuran standar unesco ukuran min 15.5 cm x 23 cm
§  Diterbitkan oleh badan ilmiah atau organisasi ataupun perguruan tinggi
§  Buku tidak menyimpang dari Undang-undang dasar 1945 (UUD 1945) dan Pancasila


Pendekatan Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan adalah proses untuk mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju dengan apa yang di butuhkan. Dengan kata l...